FENOMENA MUSIK ELEKTRONIK DI INDONESIA
Pada zaman sekarang ini rasanya musik sudah menjadi bagian
dari hidup kita. Dalam aktivitas apapun kita hampir tidak pernah lepas dari
iringan musik atau bersenandung dalam hati kita. Tentunya kita pun sering
sekali mendengar belakangan ini istilah Electronic Dance Musik atau yang biasa
kita kenal dengan istilah EDM. EDM sendiri mulai kembali booming di Indonesia
sejak tahun 2011-an. EDM sendiri adalah perkembangan dari musik trance. Trance
sendiri sudah ada sejak lama. Musik trance adalah music elektronik yang sedikit
penyanyi di dalam setiap lagu-lagunya. EDM banyak dikenal
orang sebagai musiknya orang dugem, atau musik dance, atau juga diketahui sebagai musik yang diproduksi oleh
para DJ (disc jockey). EDM atau kepanjangan dari electronic dance music memang
berhubungan dengan kehidupan malam, lantai dansa, dan disc jockey (DJ) atau produser musik elektronik. Tapi, ada
penjelasan lebih jauh tentang musik elektronik yang selalu menjamur di kalangan
remaja di tiap zaman ini.
Electronic
dance music adalah produksi musik melalui berbagai
instrumen elektronik seperti synthesizer,
midi keyboard, turntable, mixer, bass,
dan sebagainya. Di masa kini, EDM bahkan bisa diproduksi melalui
berbagai aplikasi komputer. Makanya, para DJ dan produser sering tampil dengan
menggunakan laptop mereka.
Musik-musik yang dihasilkan merupakan gabungan dari berbagai instrument
elektronik tersebut.
EDM di tiap zaman
1960s
Ini adalah masa kelahiran musik
elektronik. Pada era itu, instrumen elektronik yang dipakai antara lain bass dan beberapa synthesizer. Musik-musik pop dan rock
mulai menambahkan instrumen tersebut ke dalam lagu-lagu mereka. Misalnya saja
band legendaris The Beach Boys di lagu Good
Vibrations (1966).
Artis: EDM memang belum akrab di
telinga para pecinta musik pada masa itu. Tapi ada satu produser dari
Australia, Val Stephen, yang merilis satu album penuh EDM di era itu. Setelah
itu, banyak produser yang mulai memanfaatkan instrumen elektronik walau lebih
digunakan untuk mengatasi masalah teknis suara.
1970s
Era ini terkenal banget sebagai
kejayaan musik disko. EDM yang terkenal pada masa itu pun merupakan musik
elektronik disko. Penyanyi seperti Donna Summer atau band seperti Bee Gees
adalah artis disko yang populer di era ini. Mereka mulai menggunakan sentuhan musik
elektronik di jaman itu. Enggak cuma musik disko, muncul pula subgenre synthpop yang mulai diminati masyarakat.
Artis: Di era 70an mulai muncul juga
band yang berfokus pada musik elektronik dan synthpop yaitu Kraftwerk asal Jerman yang terkenal dengan salah
satu albumnya, Autobahn (1974).
1980s
Setelah kepopuleran Kraftwerk di era
70-an, synthesizer pun jadi
instrumen musik elektronik yang dominan pada era 80-an. Kemunculan genre
alternatif seperti synthpop pun
kemudian menggeser eksistensi musik disko 70-an.
Artis: Kraftwerk tetap mempopulerkan
EDM mereka di era ini. Selain itu, di era ini juga mulai muncul sebuah budaya
DJ dengan DJ-DJ terkenal seperti Larry Levan dan Frankie Knuckles.
1990s
Penggunaan komputer mulai banyak
digunakan musik elektronik pada era ini. Dengan perkembangan teknologi dan
komputer, membuat semakin banyak orang dapat memproduksi musik elektronik
mereka sendiri. Wilayah Eropa terutama Jerman menjadi saksi kemunculan DJ dan
produser musik elektronik ternama.
Artis: DJ seperti Paul Van Dyk jadi
salah satu nama penting dalam dunia musik elektronik khususnya subgenre musik trance pada era itu. Beberapa
musiknya yang terkenal adalah remix lagu
Love Stimulation karya Humate
dan hit single Paul yang
berjudul For an Angel.
2000s
Di era ini, EDM makin berkembang.
Mulai muncul juga berbagai sub-genre seperti trap (hip-hop elektronik), dubstep, nu-disco, dan
electro house.
Artis: Salah satu artis EDM beraliran nu-disco adalah duo asal Prancis Daft
Punk yang namanya mulai terkenal di akhir 1990-an dan awal 2000-an. Beberapa DJ
lain yang mungkin namanya udah enggak asing lagi merupakan artis EDM nu-disco dan electro house era ini bahkan hingga sekarang yaitu Calvin
Harris, David Guetta, Deadmau5, dan Avicii. Selain itu, ada pula genre trap yang
mulai dikenal dengan kemunculan duo DJ Flosstradamus di era 2000-an.
2010s
Sekarang, EDM tetap menjamur.
Sub-genre dubstep menjadi
semakin dikenal di era ini. Begitu juga dengan electro house kian bermunculan di jaman 2010-an. Genre electro pop pun semakin dikenal
masyarakat. Para DJ 2000-an terlihat sering melakukan kolaborasi dengan
penyanyi-penyanyi ternama. Misalnya, Calvin Harris berkolaborasi dengan Rihanna
dalam lagu We Found Love dan
David Guetta feat. Usher dengan
lagu Without You.
Artis: Di awal era ini, dubstep jadi musik yang cukup
digemari berbagai kalangan. Apalagi dengan kepopuleran Skrillex dengan yang
memproduksi musik dubstep di
lagu First of the Year (Equinox).
Zedd adalah DJ asal Jerman yang belum lama ini manggung di
Djakarta Warehouse Project 2013. Cowok bernama asli Anton Zaslavski ini punya
musik yang enak banget seperti lagu hits-nya Clarity yang berkolaborasi dengan Foxes.
Selain itu, EDM juga
kedatangan produser muda asal Inggris yaitu Disclosure. Settle, debut album duo bersaudara Guy dan Howard Lawrence ini
bahkan langsung mendapat nominasi Best
Dance Album untuk Grammy Awards 2014.
Dalam kaitan dengan mata kuliah Studi
Budaya, yaitu HEGEMONI. Kaitan hegemoni dengan electronic dance musik karena
electronic dance musik sendiri berasal dari budaya barat. Tapi masayarakat
Indonesia dapat menerima dan menikmati electronic dance music tanpa ada paksaan
dari budaya luar karena masyarakat langsung menerima jenis musik ini. Banyak
dari mereka pergi ke acara- acara konser musik ini karena keinginan mereka
sendiri. Berkaitan LIFESTYLE penggemar electronic dance music tidak terlalu
membutuhkan untuk pergi ke acara konser-konser tetapi mereka pergi hanya
sebatas keinginan untuk bersenang-senang atau bahkan untuk memuaskan gengsi
mereka karena rata-rata mereka tidak mengerti jenis musik ini, kebanyakan hanya
agar dianggap eksis saja. Hal ini pun berhubungan dengan CONSUMER CULTURE CONSUMER
BEHAVIOR yang berkaitan dengan faktor pribadi. Hal ini dapat dikaitkan dengan
faktor pribadi karena banyak dari mereka membeli CD ataupun bahkan tiket konser
karena hanya untuk gaya hidup yang mengikuti perkembangan zaman atau demi
gengsi semata.